Senin, 07 Maret 2011

Resensi The Illusionist 2010


Ketika Ilusi Tak Dianggap Lagi

Tahun 2010 mungkin merupakan tahun keemasan bagi film-film animasi. Selayaknya film animasi sudah memiliki tempat di hati para penikmat film. Kali ini, diantara semua film animasi yang sudah meninggalkan animasi 2D, The Illusionist tampil beda di tahun 2010 ini dengan teknik visualisasi 2D yang sangat klasik dalam menciptakan feel dari film ini.

Film ini bercerita tentang seorang pesulap yang sudah berumur, Tatischeff, yang berkelana mencari tempat untuk mempertunjukkan sulapnya. Bisa dibilang pada waktu tersebut, sulap sudah menjadi hal yang membosankan dan tidak menguntungkan bagi pemilik tempat pertunjukkan. Karena tempat lamanya dia mempertunjukkan sulapnya sudah tidak memperkejakan Tatischeff lagi, akhirnya dia mencari tempat-tempat yang memang mau menerima keahlian yang dia punya.

Lalu Tatischeff menerima tawaran di sebuah bar di kota terpencil di Skotlandia. Di sana dia bertemu seorang gadis belia, Alice yang bekerja sebagai pelayan di bar tersebut. Alice yang terpukau melihat sulap dari Tatischeff, mengganggap trik-trik dari Ttai adalah nyata. Begitu sanggat kagumnya Alice terhadap trik Tatischeff, dia mengikuti Tati dalam perjalanannya mencari tempat lain untuk mempertunjukkan keahlian sulapnya. Akhirnya mereka menginap di sebuah apartemen yang berisi orang-orang yang juga bergerak di bidang menghibur seperti akrobat, pantomin dan boneka berbicara. Kepercayaan Alice akan trik trik Tatischeff semakin menjadi-jadi karena apa saja yang dia inginkan terpenuhi seperti magic. Yang dia tidak tahu, Tatischeff bekerja dengan keras untuk mewujudkan apa yang diinginkan Alice. Akankah Tatischeff mampu memberikan apa saja yang diinginkan Alice? Dan bagaimanakah hubungan dua orang manusia yang sudah seperti ayah dan anak ini?

The Illusionist (L'Illusionniste) merupakan film animasi yang muncul sendiri dengan animasi 2D nya yang sudah jarang digunakan lagi dalam film-film animasi (terakhir kali kali kita disuguhkan film animasi 2D dari Disney yaitu Princess and the Frog). Disutradarai oleh Sylvain Chomet, film ini mengadaptasi kisahnya berdasarkan sebuah naskah cerita yang dibuat oleh sutradara dan komedian Perancis, Jacques Tati pada tahun 1956 yang belum pernah diproduksi sebelumnya hingga akhirnya putri Tati, Helga Marie-Jeanne Schiel memberikan naskah tersebut pada Chomet.

Teknik visualisasi yang sangat klasik mungkin menjadi daya jual film ini. Dengan pewarnaan cat air yang bagus, memberikan nuansa yang berbeda dari film ini. Mungkin karena itulah Oscar mengganjar film ini nominasi Oscar untuk film animasi terbaik yang sayangnya gagal dibawa pulang.

Cerita yang bisa terbilang dewasa dan dark, membuat film ini menjadi film yang kurang diminati semua pecinta film. Minimnya dialog dan cerita yang berjalan membosankan membuat film ini menjadi film klasik tapi membosankan penonton. Tidak memberikan sesuatu yang baru di dalam penceritaan film juga membuat film ini terasa sedikit hambar. Untung alunan musik yang dihadirkan membantu mewujudkan suasana dari film ini.

Dalam perjuangan di box office, film ini juga sepertinya kurang diminati. Hanya memperoleh US$ 4 million saja di peredaran di seluruh dunia. Sayang sekali untuk film animasi sekelas Oscar ini.

Tapi buat kamu yang suka animasi klasik seperti ini, film ini wajib menjadi list film wajib nonton buat kamu.




Star : 2/5
Distributor : Sony Classic
Genre : Animation
Rating : PG

Budget : US$ 17 million
Runtime : 1 hr. 22 min
Released : December 25, 2010



Yang blom nonton, download saja disini >>> THE ILLUSIONIST

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons